Menurut Peter Drucker, dalam menetapkan suatu tujuan, ada delapan unsur manajemen yang harus diperhatikan:
1. Posisi Pasar
Cakupan pasar yang dikuasai oleh perusahaan dapat diketahui dengan melihat seberapa besar langganan produk, bagian pasar, dan saluran distribusi yang dapat dikuasai
2. Produktivitas
Produktivitas merupakan hubungan antara input dan output yang dicapai dan menunjukkan efisiensi perusahaan
3. Sumber daya fisik dan keuangan
Sumber daya fisik dan keuangan dapat berupa teknologi yang digunakan dan sumber daya yang diperlukan, sedangkan unsur keuangan merupakan besarnya posisi keuangan yang dimiliki
4. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan pencapaian tujuan yang dihitung dengan berapa besar keuntungan yang diterima dengan melakukan riset dan menerima kompensasi
5. Inovasi
Inovasi merupakan pembaharuan-pembaharauan yang dilaksanakan dengan mengeluarkan produk baru/teknolodi yang lebih canggih dan didasarkan pada kebutuhan yang terus bertambah
6. Prestasi dan pengembangan manajemen dengan memperhatikan pada kualitas manajemen
Sistem manajerial yang tertata baku dalam perusahaan harus tetap dipertahankan dan diaplikasikan kepada semua bagian dalam perusahaan agar prestasi perusahaan tetap terjaga
7. Prestasi dan sikap
Manajemen harus menetapkan tujuan-tujuan yang menyangkut faktor-faktor sikap dalam pencapaian efektifitas kerja
8. Tanggung jawab solusi dan publik
Perusahaan memiliki tanggung jawab kepada konsumen secara luas, yaitu memberikan pelayanan dan produk yang bermanfaat bagi publik/konsumen yang luas.
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management, ada enam unsur dalam manajemen yaitu Man, Money, Material, Machine, Method, Market. Untuk mengetahui bagaimana penerapan 6M ini, kita perlu menelusurinya satu per satu. Berikut perincian 6M menurut Jurnal Administrate.
1. Man (Manusia)
Manusia merupakan faktor paling menentukan dalam manajemen wirausaha. Tidak ada bisnis yang berjalan tanpa manusia.
Manusialah yang menentukan target dan manusia juga yang berusaha mencapai target tersebut. Tanpa manusia, tidak ada proses kerja, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bekerja.
Oleh karena itu, manajemen muncul karena orang-orang yang bekerja sama di dalamnya untuk mencapai target.
Contohnya dalam hal ini, manusia yang dimaksud adalah dirimu sendiri sebagai pemilik usaha. Ketika usahamu berkembang, mau tak mau kamu harus merekrut tim untuk membantumu.
Dengan bertambahnya manusia di dalam usahamu, maka kamu harus menciptakan sistem untuk mengatur sumber daya manusia. Mulai dari mengurus upah, jam kerja, pengawasan, dan sebagainya.
2. Money (Uang/Modal)
Uang merupakan penunjang penting dalam sebuah bisnis. Ia merupakan alat tukar, ukuran nilai, dan seringnya dijadikan acuan dalam menentukan target usaha.
Uang menjadi target pencapaian, tetapi juga menjadi alat untuk mencapai target tersebut. Ia diperlukan untuk membiayai sejumlah alat produksi, membayar upah sumber daya manusia, hingga membiayai pemasaran.
Ketika memulai wirausaha, kamu membuat daftar kebutuhan tentang apa saja yang harus ada untuk menjalankan usahamu.
Kamu mengalkulasikannya, kemudian mencocokkan dengan bujet yang kamu miliki. Tentunya hasil usahamu harus dapat mendatangkan uang lebih banyak ketimbang besaran modal yang sudah dikeluarkan.
Ketika terus terjadi perputaran uang pada usahamu, kamu membutuhkan manajemen keuangan yang baik. Jika manajemen keuangan dilakukan dengan buruk, tentu akan menyebabkan kehancuran usahamu.
3. Material (Bahan)
Material terdiri dari bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi. Bahan diperlukan untuk melakukan produksi.
Dalam dunia usaha, untuk mencapai hasil terbaik, dibutuhkan kombinasi manusia yang ahli di bidangnya dengan material yang bagus.
Material dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tanpa materi, hasil yang diinginkan tidak akan tercapai.
Semisal kamu memulai usaha bakeri. Berarti materi yang dibutuhkan seputar terigu, telur, ragi, mentega, dan bahan-bahan lainnya.
Sebagai pemilik usaha, kamu—atau SDM yang kamu upah—harus dapat mengolah bahan-bahan tersebut menjadi sebuah roti.
4. Machine (Mesin)
Mesin juga sangat dibutuhkan dalam kegiatan wirausaha. Untuk mengolah material, setidaknya dibutuhkan sejumlah alat, salah satunya mesin.
Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar dan menciptakan efisiensi kerja.
Dengan adanya kemajuan teknologi, manusia tidak lagi sebagai asisten mesi seperti sebelum Revolusi Industri terjadi. Kini, mesin telah mengubah posisinya menjadi penolong manusia.
Kembali pada contoh kamu sebagai pemilik usaha bakeri. Ketika mengolah bahan menjadi roti, kamu mungkin mencampurkan terigu dan telur dengan alat manual.
Dengan bertambahnya pesanan, kamu pun menggunakan mesin berupa mixer agar lebih efisien dalam bekerja. Oven untuk memanggang roti pun terhitung sebagai mesin produksimu.
5. Method (Metode)
Metode merupakan prosedur kerja yang akan membuat pekerjaan berjalan dengan lancar. Penentuan metode dilakukan berdasarkan kebutuhan bisnis.
Dalam menentukan metode, perlu untuk mempertimbangkan sejumlah hal. Mulai dari sasaran, fasilitas, penggunaan waktu, hingga biaya yang dikeluarkan.
Perlu diingat, sebagus apa pun metode kerja yang kamu buat, jika manusia yang melakukannya tidak kompeten, metode itu pun akan sia-sia.
Kembali lagi ke faktor manusia, bahwa manusia yang dipilih haruslah memiliki keahlian sesuai dengan bidang usaha.
Kamu sebagai pemilik usaha bakeri, misalnya, harus menerapkan tahapan kerja: kapan terigu, telur, dan mentega disatukan, berapa lama didiamkan di dalam oven, dan sebagainya. Dengan metode yang jelas, karyawanmu pun tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
6. Market (Pasar)
Pasar merupakan tempat sebuah usaha menyebarluaskan informasi mengenai produknya. Di pasar pun terjadi transaksi jual-beli.
Memasarkan produk sangat penting untuk dilakukan. Jangan sampai kamu sudah lelah memproduksi barang, tetapi tidak ada yang tahu mengenai keberadaan produkmu.
Dengan melakukan pemasaran, produkmu akan diketahui. Pasar akan menerima produkmu, lalu terjadi transaksi. Agar kamu dapat menguasai pasar, maka pasar dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen serta daya beli.
Contohnya, kamu sudah membuat roti dengan beraneka rasa. Berarti kamu harus memperkenalkannya kepada orang banyak agar terjual.
Namun, banyak hal yang harus dilakukan jika rotimu ingin laris. Mulai dari riset pasar, menentukan segmentasi pasar, menentukan harga yang sesuai, dan masih banyak lagi.